Tren konsumen Indonesia 2025
May 17, 2025
Tren Konsumen Indonesia 2025 menyoroti delapan alasan utama mengapa Indonesia siap untuk bangkit
Tren konsumen Indonesia 2025
Tren Konsumen Indonesia 2025 menyoroti delapan alasan utama mengapa Indonesia siap untuk bangkit kembali.
Indonesia saat ini mengelola kehati-hatian finansial sambil mengambil kekuatan dari kecakapan digital dan energi generasi muda. Setelah mengalami pertumbuhan pasca-pandemi yang stabil, kini Indonesia mengalami perlambatan. Meski demikian, negara ini tetap menyimpan potensi untuk bangkit dengan penuh percaya diri.
Durasi baca: 10 menit
Pada Q1 2025, pertumbuhan PDB Indonesia melambat menjadi 4,87%, dengan total PDB mencapai US$344 miliar. Laju pertumbuhan tahunan ini merupakan yang terendah sejak tahun 2021. Manufaktur yang lesu, ekspor yang lemah (terutama di sektor pertambangan), dan depresiasi nilai rupiah, turut meningkatkan kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi.
Sentimen konsumen terhadap iklim ekonomi saat ini tetap relatif buruk, dengan tren penurunan yang terus berlanjut sejak akhir tahun 2023. Banyak yang semakin khawatir terhadap stabilitas keuangan mereka dan meyakini bahwa resesi sudah di depan mata, seperti yang ditemukan dari hasil survei Cimigo.
Meskipun dengan berbagai tantangan ini, pertumbuhan PDB Indonesia pada tahun 2025 masih diperkirakan mencapai 5,0%. Fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat, dengan tingkat inflasi yang rendah sebesar 1,95%, penjualan ritel meningkat sebesar 3,8%, serta didukung oleh tenaga kerja muda. Investasi asing menunjukkan kinerja positif, meningkat sebesar 13% dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2024. Salah satu sektor kunci, yakni pertanian, mencatat pertumbuhan dua digit, yang membantu mengimbangi perlambatan sektor manufaktur yang kini menyumbang 19% terhadap PDB. Dalam setahun terakhir, Indonesia juga mencatat kemajuan signifikan dalam pembangunan sosial dan ekonomi, pencapaian yang tidak boleh diabaikan.
Cimigo mengulas delapan alasan mengapa Indonesia tetap berada dalam posisi yang kuat untuk bangkit dari situasi yang menantang ini.
Populasi Indonesia telah mencapai 281 juta jiwa, dengan 52% berada dalam kelompok usia produktif dan rasio ketergantungan yang rendah, yaitu 0,47. Meskipun tingkat pengangguran tidak lagi menunjukkan penurunan dan banyak orang masih kesulitan mendapatkan pekerjaan penuh waktu, secara keseluruhan tingkat keterlibatan kerja (termasuk pekerjaan paruh waktu) tetap tinggi pada angka 95,2%, dan partisipasi perempuan terus meningkat. Urbanisasi juga terus membentuk ulang pola permintaan konsumen, dengan lebih dari 66% penduduk Indonesia diperkirakan akan tinggal di wilayah perkotaan pada tahun 2035.
Rata-rata orang Indonesia menghabiskan 7 jam 22 menit online setiap hari. Ekonomi digital mencapai nilai US$90 miliar pada tahun 2024, mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 13%, yang sebagian besar didorong oleh sektor e-commerce. Ponsel menjadi akses utama, dengan 97% pengguna internet mengakses online melalui smartphone.
Dominasi digital terlihat jelas dalam cara masyarakat berbelanja, melakukan pembayaran, dan mencari hiburan. Platform e-commerce kini sudah ada dimana-mana. Dompet digital telah menjadi metode pembayaran yang paling disukai, dan pemindaian kode QR kini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. 50% masyarakat Indonesia memindai kode QR setidaknya sekali dalam sebulan. Dari kebutuhan sehari-hari hingga fashion, produk kecantikan hingga elektronik, perilaku konsumen telah bergeser dengan cepat ke ranah online.
Pengeluaran tidak serta merta berhenti, melainkan hanya bergeser. Konsumen kini memprioritaskan dana darurat dan menggunakan sisa pendapatan untuk melunasi utang. Layanan Buy Now, Pay Later (BNPL) mengalami lonjakan popularitas, dengan 37,9% konsumen kini menggunakannya. Pinjaman digital juga tumbuh pesat, meningkat 27% dibandingkan tahun 2023. Pengeluaran untuk barang mewah dan kebutuhan tersier menurun, seiring dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang menunda rencana perjalanan, mengurangi renovasi rumah, serta memangkas anggaran hiburan.
Salah satu contoh yang paling jelas: Ramadan, musim yang secara tradisional dikaitkan dengan puncak pengeluaran konsumen, terasa jauh lebih tenang pada tahun 2025. Perjalanan diperkirakan akan menurun sebesar 24%, dan peredaran uang turun sebesar 12% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini mencerminkan pola pikir yang lebih terukur dan hati-hati. Meskipun konsumen mengurangi pengeluaran untuk hal-hal non-esensial, mereka tetap optimis terhadap masa depan.
Inflasi tetap terkendali, berada pada angka 1,95%, dengan harga-harga tetap relatif stabil. Penjualan ritel terus mengalami pertumbuhan secara konsisten, didorong oleh kategori-kategori penting seperti makanan, minuman, dan bahan bakar.
Sektor perjalanan mengalami pemulihan yang kuat pada tahun 2024. Perjalanan domestik melonjak hingga lebih dari satu miliar, meningkat 22% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 13,7 juta, mencatat pertumbuhan sebesar 18%. Hotel-hotel di seluruh nusantara mencatat kenaikan tingkat okupansi rata-rata sebesar dua poin. Provinsi seperti Papua dan Bali mencatat pertumbuhan jumlah pengunjung tertinggi.
Namun, penghematan anggaran pemerintah untuk perjalanan dinas dan rapat telah membayang-bayangi prospek sektor perhotelan. Banyak pelaku industri khawatir terhadap penurunan pendapatan dan risiko gagal bayar utang. Lebih dari separuh operator hotel memperkirakan pendapatan mereka akan turun antara 10% hingga 30% tahun ini, dipicu oleh menurunnya permintaan. Pemerintah berupaya mengurangi dampak tersebut dengan mendorong penggunaan cuti bersama diantara hari libur nasional dan akhir pekan untuk meningkatkan pariwisata domestik. Strategi ini mungkin hanya berdampak terbatas, karena saat ini perjalanan untuk liburan bukan menjadi prioritas utama bagi sebagian besar masyarakat.
Meskipun mobilitas semakin meningkat, pembelian mobil baru justru melambat. Penjualan mobil menurun 4,6% pada Q1 2025, dan minat beli tetap rendah. Harga menjadi hambatan utama, dengan 66% calon pembeli menyebut keterbatasan anggaran sebagai alasan utama. Bagi banyak orang, kendaraan yang dimiliki saat ini masih dapat diandalkan, sementara gaya hidup yang terus berubah, khususnya di wilayah perkotaan yang padat, mendorong pergeseran dari kepemilikan mobil.
Sektor-sektor utama yang menarik investasi mencakup logam dasar, telekomunikasi, dan pertambangan, dengan Singapura, Tiongkok, dan Hong Kong sebagai negara investor terbesar. Meskipun demikian, sentimen bisnis mulai mendingin. Indeks Tendensi Bisnis (Business Tendency Index) menurun selama dua kuartal berturut-turut, mencerminkan kekhawatiran yang meningkat terhadap pendapatan, kapasitas, dan margin keuntungan. Meski para investor masih menaruh kepercayaan pada fundamental ekonomi Indonesia, pelaku usaha di lapangan mulai mengambil sikap yang lebih berhati-hati.
Meskipun 78% masyarakat Indonesia mengaku khawatir terhadap kondisi keuangan mereka, optimisme tetap ada. Indeks Keyakinan Konsumen (Consumer Confidence Index) masih berada di atas angka 120, dan mayoritas percaya bahwa pemulihan ekonomi akan segera terjadi.
Dengan 12,5 juta individu tergolong sebagai jutawan, segmen masyarakat sejahtera di Indonesia tumbuh dengan cepat. Namun, pertumbuhan ini juga dibayangi oleh kerentanan. Sekitar 69% penduduk berada dalam kelompok kelas menengah ke bawah, yang berarti guncangan mendadak terhadap harga atau pendapatan dapat dengan mudah mendorong banyak rumah tangga ke kondisi yang lebih rentan.
Saat Indonesia menghadapi gejolak ekonomi seperti ini, ketahanan mendasar dari konsumen, tenaga kerja, dan infrastruktur digitalnya memberikan harapan akan masa depan yang positif. Populasi muda, peningkatan adopsi digital, serta perilaku konsumen yang semakin strategis tengah merombak lanskap pasar. Meskipun inflasi, pola belanja yang hati-hati, dan menurunnya kepercayaan bisnis terus membayangi, Indonesia tetap mampu menarik investasi dan menggerakkan kelas menengahnya. Ini bukan tanda pasar yang mundur, melainkan pasar yang sedang menjalani proses penyesuaian yang bermakna.
Kedepannya, merek perlu tampil lebih tajam, gesit, dan penuh empati. Pemasar yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan nilai-nilai konsumen, memanfaatkan ekosistem digital, dan menyampaikan penawaran mereka dengan kejelasan dan tujuan yang kuat akan berada pada posisi terbaik untuk meraih sukses. Masa depan Indonesia mungkin diwarnai oleh sikap kehati-hatian, namun tetap kaya akan peluang bagi mereka yang mampu memahami dan menyelaraskan diri dengan ritme transformasinya.
Tren konsumen Indonesia 2025
May 17, 2025
Tren Konsumen Indonesia 2025 menyoroti delapan alasan utama mengapa Indonesia siap untuk bangkit
Dibalut dengan cinta: Makna kue kaleng sebagai simbol kebersamaan di hari Lebaran
Apr 23, 2025
Tradisi manis yang tetap jadi favorit di momen Lebaran Walau Lebaran telah berlalu, kebiasaan
Lebih dari sekadar kecantikan: Wajah baru personal care di Indonesia
Jan 29, 2025
Industri personal care di Indonesia sedang mengalami transformasi. Konsumen kini semakin sadar dan
Lisa Nguyen - VN Marketing Lead
Sam Houston - Chief Executive Officer
Minh Thu - Consumer Market Insights Manager
Travis Mitchell - Executive Director
Malcolm Farmer - Managing Director
Hy Vu - Head of Research Department
Steve Kretschmer - Executive Director
Joe Nelson - New Zealand Consulate General
York Spencer - Global Marketing Director
Laura Baines - Programmes Snr Manager
Mai Trang - Brand Manager of Romano
Hanh Dang - Product Marketing Manager
Luan Nguyen - Market Research Team Leader
Max Lee - Project Manager
Chris Elkin - Founder
Ronald Reagan - Deputy Group Head After Sales & CS Operation
Ha Dinh - Project Lead
Matt Thwaites - Commercial Director
Joyce - Pricing Manager
Dr. Jean-Marcel Guillon - Chief Executive Officer
Anya Nipper - Project Coordination Director
Janine Katzberg - Projects Director
Rick Reid - Creative Director
Private English Language Schools - Chief Executive Officer
Chad Ovel - Partner
Thanyachat Auttanukune - Board of Management
Thuy Le - Consumer Insight Manager
Kelly Vo - Founder & Host
Hamish Glendinning - Business Lead
Aashish Kapoor - Head of Marketing
Richard Willis - Director
Thu Phung - CTI Manager
Tania Desela - Senior Product Manager
Dennis Kurnia - Head of Consumer Insights
Aimee Shear - Senior Research Executive
Louise Knox - Consumer Technical Insights
Geert Heestermans - Marketing Director
Linda Yeoh - CMI Manager
Tim market research Cimigo di Indonesia dengan senang hati membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat.
Cimigo menyediakan solusi riset pasar di Indonesia yang akan membantu Anda membuat pilihan yang lebih baik.
Cimigo menyediakan tren pemasaran konsumen Indonesia dan riset pasar pada sektor pasar dan segmen pelanggan di Indonesia.
Cimigo menyediakan laporan riset pasar pada sektor pasar dan segmen pelanggan di Indonesia.
Please enter the information for free download.
The report will be sent to your email.
When downloading our reports, you agree to be contacted for marketing purposes.
Please enter the information for free download.
The report will be sent to your email.
When downloading our reports, you agree to be contacted for marketing purposes.
Vui lòng điền thông tin vào biểu mẫu bên dưới để tải về báo cáo miễn phí.
Báo cáo sẽ được gửi vào email bạn điền ở bên dưới.
Khi tải xuống các báo cáo của chúng tôi, bạn đồng ý được liên hệ cho mục đích tiếp thị.
Xin cảm ơn. Một email kèm với đường dẫn tải báo cáo đã được gửi đến bạn.